Dua sisi dari setiap pilihan

     Sejak kecil, kita sebenarnya sudah terbiasa dengan sebuah pilihan. Bahkan hanya hal kecil, seperti "Adek, mau makan apa? Adek mau mainan yang mana? Kakak mau menggambar pake pensil warna apa? Kakak sama adek mau pake baju yang mana? yuk pilih dilemari". Tapi kok kayaknya lupa ya ternyata pernah dikasih pilihan pilihan seperti itu. Padahal itu bukan pilihan mudah kala kecil.

    Kalau sekarang, sedikit aja ada hal yang kurang enak dari pilihan itu, langsung deh merasa salah pilih banget. Padahal dulu, kalo salah pilih pun gapapa, masih ada kesempatan untuk memilih pilihan lainnya, dan belajar dari kesalahan sebelumnya (bedanya, dulu diajari oleh Ibu. Sekarang, diajari oleh KEHIDUPAN). 

     Semakin dewasa semakin banyak pilihan yang harus dibuat. Kayak merasa "duh kira-kira ini oke ga ya, duh buat kedepannya gimana ya, mending ini atau yang kemarin itu ya" Dan terus berputar seperti itu tiada henti.

     Banyaknya pertimbangan tak ayal membuat diri ini semakin terlihat tidak cukup puas. 

Lalu ada yg berbisik "yaaa namanya juga manusia"


Ya benar, ma.nu.si.a.

     Hanya saja, manusia ini suka lupa. Kalau di setiap keputusan dari banyaknya pilihan akan selalu memiliki 2 sisi. 

     Karna terbuai dengan salah satu sisi, seakan membuat sisi lainnya tak ada.

     Lupa bahwa disetiap sisi kurang baik juga ada sisi baik. Lupa bahwa sulitnya dalam menghadapi suatu perihal, akan ada rasa senang juga beruntung, karna dapat melewati dan tau bagaimana rasanya menjalani, serta mengakhiri sebaik mungkin.

  Lupa bahwa diri yg suka menyalahkan, terkadang juga suka terus menerus membanggakan sampai lupa dimana dirinya berada.

Komentar