Aku pikir, aku mampu berdiri sendiri

    Selama ini, banyak hal yang ku lakukan sendiri. Bahkan sedih dan sulit ku pun berusaha ku lewati sendiri.

    Mungkin, benda mati di kamar ku lelah mendengar rintihan sakit dan tangis ku di setiap malam.

    Mungkin, benda benda itu lelah melihat ku berusaha kuat dengan sendirinya dalam situasi dan kondisi apapun.

Teman ku adalah diri ku sendiri. Penguat ku juga diri ku sendiri. Itu yang ku rasa.

    Tidak ingin merepotkan, padahal aku yang selalu bilang kepada mereka yang berada disekitar ku "kalo butuh pulang, butuh rumah dan butuh teman juga pendengar aku ada, jangan takut, sama sekali ga ngerasa direpotin kok"

    Tapi ternyata, malah aku yang merasa takut merepotkan mereka. Aku yang merasa takut untuk dihakimi, dikucilkan (lagi) dan tidak didengar. Padahal mereka bersedia terbuka serta siap merangkulku kapanpun dan apapun keadaan ku.

    Kala itu, ku mencoba untuk terbuka perlahan, ku menceritakan apa yang ku rasakan, ku alami satu persatu. Rasanya lebih melegakan, seperti ada tempat pulang, tempat berbagi dan tau bahwa aku tak sendiri.

    Aku berhasil dikuatkan bukan hanya dengan diri ku sendiri, aku berhasil melewati masa itu bersama mereka. Mereka yang punya tempat masing-masing di sini.

Sekarang aku tau, bahwa aku bisa sembuh. Aku bisa pulih. Aku tidak sendiri.

    Nyatanya, aku memang tidak mampu berdiri sendiri; tapi dengan mencoba bersama nya, aku pun belajar menemukan diri ku. Yang sebenarnya.

Komentar